PERKEMBANGAN TEORI EVOLUSI, PETUNJUK DAN BUKTI EVOLUSI, VARIABILITAS, DINAMIKA GEN DALAM POPULASI RATA-RATA DAN POLA SUBSITUSI NUKLEOTIDA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Masalah
Evolusi merupakan bangunan ilmu terbesar, dan perkembangannya
sangat luas. Meliputi pokok bahasan yang beragam dan terdapat bagian-bagian
yang agak ditakutkan. Para ahli berpendapat bahwa makhluk hidup selalu mengalami
perubahan secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama, dalam hitungan
jutaan tahun. Perubahan-perubahan itu dapat berjalan jauh menyimpang dari
struktur aslinya sehingga menimbulkan spesies baru. Jadi tumbuhan dan hewan
yang ada sekarang ini bukanlah makhluk hidup yang pertama menghuni bumi ini,
tetapi berasal dari makhluk hidup di masa lampau yang telah mengalami
perubahan. Sehingga muncul pula pertanyaan utama “bagaimana perubahan-perubahan
itu terjadi?”. Adanya hewan dan tumbuhan yang beranekaragam menumbuhkan
keinginan manusia untuk mengetahui nenek moyangnya.
Para ahli
biologi evolusi sekarang meneliti evolusi dari berbagai disiplin ilmu, seperti
genetika molekuler, morfologi dan embriologi. Mereka juga bekerja dengan
peralatan yang beragam seperti dengan larutan kimia di dalam tabung reaksi,
tingkah laku hewan di hutan rimba, fosil yang dikoleksi dari daerah-daerah
purbakala dan batu-batu karang atau gunung-gunung batu. Pemikiran yang mudah dimengerti dan sederhana dari evolusi
adalah seleksi alam, karena dapat
diuji secara ilmiah dalam semua lingkungan. Pemikiran seleksi alam
merupakan pemikiran yang mampu diterima semua ilmu, dan
hanya teori ini yang diklaim bisa mempersatukan pendapat-pendapat berbeda dalam
biologi. Dengan teori ini berbagai temuan fakta yang ada di hutan hujan tropik,
perubahan dan macam-macam warna yang terdapat di kebun botani, serta sekawanan
hewan yang sementara bermain di daerah peternakan, dapat dijelaskan. Teori ini
juga dapat digunakan untuk memahami asal mula kehidupan melalui kimia-bumi dan
proporsi gas yang ada di atmosfer.
Variabilitas
genetik adalah ukuran bagi kecenderungan berbagai individu dalam suatu populasi
untuk memiliki genotipe yang berbeda-beda. Variabilitas dalam suatu sifat
(karakter) tertentu menggambarkan bagaimana sifat itu mampu berubah-ubah untuk
menanggapi pengaruh lingkungan dan genetic.
1.2.Tujuan
Adapun tujuannya adalah sebagai
berikut:
1.
Untuk Mengetahui perkembangan teori evolusi
2.
Untuk Mengetahui petunjuk dan bukti evolusi, variabilitas dalam evolusi.
3.
Menjelaskan dinamika gen dalam
populasi
4.
Menjelaskan rata – rata dan pola subsitusi nukleotida
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.Perkembangan Teori Evolusi
Evolusi
artinya perubahan-perubahan dalam bentuk dan tingkah laku organisme antara
generasi ke generasi. Bentuk-bentuk organisme, pada semua level dari rantai DNA
sampai bentuk morfologi yang makroskopik dan tingkah laku sosial yang
termodifikasi dari nenek moyang selama proses evolusi. Meskipun demikian, tidak
semua perubahan dapat didefenisikan sebagai evolusi.
Teori Evolusi mempelajari perubahan yang berangsur angsur menuju arah yang
sesuai dengan masa dan tempat. Teori evolusi mempelajari proses perubahan yang
terjadi pada makhluk hidup. Selain itu juga, teori evolusi juga mengalami
evolusi atau perubahan sesuai dengan perubahan jaman dan perkembangan
teknologi.
Perkembangan teori evolusi tidak
lepas dari perkembangan bidang-bidang ilmu yang lain terkait dengan genetika,
biokimia, biologi molekuler, fisiologi dan lain-lain. Teori evolusi berkembang
sejalan dengan perubahan zaman dalam arus globalisasi. Dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan, maka teori evolusi mengalami perkembangan. Adapun perkembangan teori evolusi terbagi
menjadi teori evolusi sebelum Darwin dan teori evolusi setelah Darwin.
A. Teori Sebelum
Darwin
Sejarah munculnya teori-teori
evolusi sebenarnya baru dimulai pada tahun 1859, dengan dipublikasikan buku On
the Origin of Species, meskipun kebanyakan pemikiran-pemikiran Darwin telah ada sejak masa lampau. Kenyataan bahwa makhluk hidup
beranekaragam dan mengalami perubahan sudah teramati sejak lama, namun hal ini
tidak melahirkan konsep-konsep evolusi sebagaimana yang terjadi pada masa
Darwin. Parmenides menyatakan bahwa sesuatu yang terlihat adalah
suatu ilusi. Berbeda dengan apa yang dikemukakan Parmenides, Heraclitus
menyatakan bahwa dalam perjalanan hidupnya makhluk hidup selama mengalami
proses yang tetap Teori ini dikenal dengan teori Fixise. Berasal dari
kata ‘Fixed’., artinya ‘unchanging’ atau tetap, tidak berubah.
Teori ini muncul satu atau dua abad sebelum teori Darwin. Pada masa itu tidak
pernah dipersoalkan mengenai hubungan kekerabatan antar satu organisme dengan
organisme lain. Semua kegiatan biologis dianggap tetap seperti apa adanya,
tidak ada perubahan. Namun para Naturalis dan Philosohpy sering
berspekulasi bahwa ada terjadi transfomasi spesies.
Para ahli yang mempertanyakan
kebenaran teori ‘Fixed’ misalnya: Maupertuis ilmuwan dari Prancis, dan
kakek Charles Darwin yaitu Erasmus Darwin. Walaupun tidak ada pemikir-pemikir
khusus yang mempersoalkan teori Fixed dengan penjelasan yang ilmiah
bahwa spesies berubah, namun sebenarnya terdapat perhatian dan minat yang kuat
berdasarkan kenyataan bahwa dapat saja satu spesies berubah menjadi spesies
kedua.
Pada 250
tahun sebelum Masehi, Anaximander (Yunani) mengemukakan bahwa manusia berasal dari makhluk yang menyerupai
ikan. Pernyataan Empedocles yang berbau evolusi namun janggal kedengarannya
berbunyi bahwa manusia dan juga binatang lainnya berasal dari bagian-bagian
kepala, badan, dan tangan yang terpisah-pisah, yang pada makhluk tertentu
ketiganya tumbuh menjadi satu, sedangkan pada makhluk lain hanya kepala dan
badan yang tumbuh seperti pada ikan. Artinya ada yang pertumbuhannya lengkap
dan adapula yang tidak lengkap.
Teori
Autogenesis merupakan teori yang berkaitan dengan proses evolusi namun dorongan
evolusinya beasal dari dalam menyatakan bahwa dorongan dari dalam itulah yang
lebih menentukan sedangkan lingkungan tidak memberikan pengaruh.
Ada Dua konsep
evolusi yang dikemukakan oleh Lamarck yaitu: Pertama, spesies berubah dalam
waktu lama menjadi spesies baru. Konsep ini yang sangat berbeda dengan teori
Darwin. Lamarck berpendapat bahwa dalam suatu periode tertentu suatu spesies
dapat berubah bentuk akibat suatu kebiasaan atau latihan. Kedua, perubahan yang
terjadi tersebut dapat diturunkan.menunjukkan perbedaan teori Lamarck dan teori
Darwin.
B.
Teori Evolusi Darwin
Charles Darwin (1809-1882) memiliki
nama panjang Charles Robert Darwin adalah ahli zoologi yang berasal dari negara
Inggris. Charles Darwin disebut sebagai bapak evolusi karena memiliki
data yang lebih lengkap untuk menguatkan teori evolusi. Dalam bukunya On the
Origin of Species by Means of Natural Selection or the Preservation of Favoured
Races in The Struggle for Life. Dalam bukunya ini ditekankan bahwa untuk
dapat bertahan hidup agar tidak punah perlu adanya perjuangan untuk hidup. Buku
ini diterbitkan pada tahun 1859.
Menurut Darwin, asal-usul kehidupan
dan spesies berdasar pada konsep “adaptasi pada lingkungan”. Gagasannya
menyatakan bahwa individu-individu yang beradaptasi pada habitatnya, akan
menurunkan sifat-sifat mereka pada keturunannya. Sifat-sifat yang menguntungkan
ini lama-kelamaan terakumulasi dan mengubah suatu individu menjadi spesies yang
sama sekali berbeda dengan nenek moyangnya.Asal mula spesies telah
dipermasalahkan dengan pengertian bahwa apa yang dinamakan spesies (baru)
terjadi melalui seleksi alam, dan lingkungan hidup telah diperhitungkan. Suatu
kelebihan dibandingkan dengan para pendahulunya, Charles Darwin telah menyadari
bahwa makhluk hidup tidak dapat lepas dari lingkungannya. Bukunya yang lain ia merumuskan
pandangan bahwa semua jenis binatang berasal dari satu sel purba. Sel-sel purba
ini menurut Darwin diciptakan oleh Tuhan. Tahun 1871, terbit buku kedua Darwin,
“The Descent of Man (Asal Usul Manusia)”. Dalam buku ini, ia mengatakan:
binatang yang paling maju, yaitu kera, dengan proses struggle of life,
sedikit demi sedikit berubah, dan dalam jenisnya yang paling sempurna.
Teori evolusi Darwin merupakan teori
yang didasar atas fakta-fakta hasil observasi baik dari lingkungan sekitarnya
maupun dari peristiwa alam yang sesunggguhnya. Sebelumnya pada tahun 1858
Yoseph Hoken menerbitkan bukunya yang berjudul On the Tendency of Species to
Form Variation, and on the Perpetuation of Varieties and Species by Natural
Mean of Sleection. Buku ini diterbitkan sebagai upaya menggabungkan
pendapat Charles Darwin dan Alfred Wallace.
Darwin dianggap sebagai pencetus
teori evolusi, maka ia dinobatkan sebagai bapak evolusi. Darwin tidak mengenyam
pendidikan formal dibidang biologi, tetapi mempunyai minat yang tinggi untuk
mengetahui hal lain dari makhluk hidup. Setelah menyelesaikan pendidikannya di
Cambridge, dan melakukan perjalanan mengelilingi dunia dengan para ahli ilmu
alam melalui ekspedisi H.M.S. Beagle (1832 – 1837) dan juga pada
ekspedisi Beagle yang berikutnya(1837 – 1838) ke kepulauan Galapagos,
Darwin mengalami masa-masa yang paling krusial dalam kehidupannya berkenaan
dengan kenyataan yang terlihat di alam. Dalam ekspedisi ini yang dikerjakan
oleh Darwin adalah mengoleksi burung-burung (burung Finch) yang terdapat
atau hidup di kepulauan Galapagos. Kenyataan yang dilihat Darwin, bahwa
terdapat variasi paruh burung Finch dari satu pulau dengan pulau yang
lain di kepulauan Galapagos.
Awalnya, Darwin menduga bahwa semua
burung Finch yang terdapat di kepulauan Galapagos adalah satu spesies,
tetapi kenyataannya setiap pulau memiliki spesies berbeda. Ia menduga bahwa
burung-burung finch mengalami perubahan dari suatu nenek moyang yang
sama. Dari kenyataan ini Darwin menerima ide yang menyatakan bahwa spesies
dapat berubah.Perbedaan paruh pada burung Finch di kepulauan Galaphagos dapat
dilihat pada Gambar 1.4 berikut.
Tahap berikutnya, ia mengemukakan
teori yang dapat menjelaskan mengapa spesies berubah. Ia mencatat dalam buku
catatannya bahwa ada waktu dimana organisme berjuang untuk tetap hidup (survive).
Teorinya tidak hanya menjelaskan mengapa spesies berubah, tetapi juga mengapa
mereka (burung finch) terbentuk berjuang untuk hidup. Perjuangan untuk
hidup (struggle for existence), menghasilkan adaptasi ciri-ciri atau
karakter terbaik yang dapat memunginkan organisme tersebut tetap survive
kemudian menurunkan ciri-ciri tersebut ke-offspring dan secara otomatis
meningkatkan frekuensi dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sementara
kenyataan lain menunjukkan bahwa lingkungan tidak pernah tetap, tetapi selalu
berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Gagasan
evolusi yang dicetuskan oleh Charles Darwin diilhami oleh beberapa
pendahulunya, antara lain (1) Erasmus, kakek Charles Darwin, (2) Thomas Robert
Malthus, ahli ekonomi, (3) Charles Lyell, yang ahli geologi, (4) Jean Baptista
Lamarck.
Erasmus
Darwin dalam bukunya “Zoonomia”, menyatakan bahwa kehidupan itu berasal
dari asal mula yang sama, dan bahwa respons fungsional akan diwariskan pada
keturunannya. Thomas Robert Malthus dalam bukunya Essay on the Principle
Population bahwa tidak ada keseimbangan antara pertambahan penduduk dan
jumlah bahan makanan, artinya adanya perjuangan untuk hidup dimana kenaikan
produksi bahan makanan menurut deret hitung sedangkan kenaikan jumlah penduduk
menurut deret ukur.
Thomas
Robert Maltus menarik bagi Charles Darwin yang selanjutnya memunculkan kata,
“perjuangan untuk hidup”.Dari Charles Lyell, Darwin mendapat ilham tentang
adanya variasi karena pengaruh alam. Dalam bukunya “Priciple of Geology”
C. Lyell mengemukakan bahwa perubahan terus menerus pada bumi, masih terus
berlangsung hingga kini.
Walaupun
gagasan Lamarck tidak disetujui Darwin sepenuhnya, ia tidak menolak gagasan
Lamarck tentang diwariskannya sifat yang didapat (acquired character).
Terjemahan Darwin tentang sifat yang didapat, yang lebih berbeda dengan Lamarck
adalah mengenai sejarah panjang leher jerapah.
Teori
evolusi yang diajukan Darwin pada prinsipnya menyatakan bahwa perkembangan
makhluk hidup dipengaruhi oleh seleksi alam serta terjadinya variasi
antarpopulasi. Darwin juga menggunakan contoh jerapah untuk menerangkan
teorinya, yang sekaligus membuktikan kelemahan teori Lamarck. Menurut Darwin,
pada dasarnya telah ada variasi panjang leher pada populasi jerapah. Jerapah
berleher pendek kalah akibat kompetisi dengan jerapah berleher panjang,
sehingga tidak dapat melangsungkan kehidupannya. Pada akhirnya hanya tinggal
populasi jerapah berleher panjang yang bertahan di lingkungannya (hukum survival
of fittest).
.......... Banyak tokoh yang berpendapat
tentang hal evolusi ini, tetapi belum ada satu teori yang dapat menjawab semua
fakta dan kejadian tentang sejarah perkembangan makhluk hidup. Beberapa teori
dari para ahli yang menjadi dasar dari teori evolusi selain Darwin, di antaranya sebagai berikut.
C. Pokok pikiran Darwin tentang Evolusi
Manusia
Selama ini toeri evolusi yang sering
identik dengan teori evolusi Darwin adalah evolusi manusia yang berkembang dari
kera. Didalam bukunya Darwin menggambarkan bagaimana perkembangan manusia
modern ini berasal dari manusia sebelumnya. Manusia sebelumnya yang digambarkan
oleh Darwin memiliki ciri-ciri yang hampir mirip dengan kera. Dengan begitu
banyak ilmuwan yang membantah gambaran evolusi manusia oleh Darwin. Padahal
Darwin tidak pernah mengatakan bahwa manusia berasal dari kera. Manusia dan
kera mempunyai jalur evolusi yang berbeda.
Dasar proses evolusi menurut Darwin
adalah adanya seleksi alam mengakibatkan perubahan yang bersifat menurun.
Tetapi seleksi alam bukan berarti spesies yang dapat beradaptasi dengan perubahan-perubahan
alam cenderung untuk berubah dan bertambah. Selanjutnya dengan perkembangan
ilmu dan tehnologi dapat menjelaskan mengapa Darwin membuat gambaran tentang
evolusi manusia.
D. Teori evolusi setelah Darwin
Masa ini sering dikatakan sebagai
neo-Darwinisme. Para ahli menemukan bahwa ilmu genetika sangat perlu
untuk menjelaskan proses evolusi. Selain itu semua sifat yang dimiliki oleh
suatu organisme dapat digunakan untuk menunjang teori evolusi. Pelopor
penelitian dalam bidang genetika, yakni J. G. Mendel mengemukakan teori
genetika yang menyangkut adanya sejumlah sifat yang dikode oleh satu macam gen.
Teori genetika dapat menjelaskan darimana keanekaragaman pada makhluk hidup.
Dengan berbagai perkembangan dalam
ilmu biologi, khususnya genetika maka kemudian teori evolusi Darwin diperkaya.
Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (neo-Darwinian) terjadi
kareana adanya :
a. Perubahan frekuensi gen dari satu
generasi ke generasi berikutnya.
b. Perubahan da genotipe yang
terakumulasi seiring berjalannya waktu.
c. Produksi varian baru melalui pada
materi genetik yang diturunkan (DNA//RNA).
d. Kompetisi antara individu karena
keberadaan besaran individu melebihi sumber daya lingkungan tidak cukup untuk
menyokongnya.
e. Generasi berikutnya mewarisi”kombinasi
gen yang sukses” dari individu fertil (dan beruntung) yang masih dapat bertahan
hidup dari kompetisi.
Setelaha neo-Darwinisme diikuti masa evolusi modern. Teori evolusi modern berpandangan
bahwa sifat-sifat benda hidup berubah dengan bertambahnya waktu dan perubahan
ini diarahkan oleh seleksi alam. Perubahan pada individu sepanjang hidupnya
menyangkut suatu populasi dalam beberapa generasi. Suatu individu tidak dapat
dikatakan mengalami evolusi, tetapi populasilah yang mengalami hal tersebut.
Perubahan yang diperoleh individu adalah perubahan dalam
ekspresi dari potensi pertumbuhan yang dikandung gen yang dibawa. Di dalam
populasi baik komposisi maupun ekspresi dari potensi pertumbuhan dapat
mengalami pertumbuhan. Perubahan komposisi genetis inilah yang disebut evolusi.
Di alam terdapat dua faktor yang bekerja secara harmonis yaitu factor penyebab
keanekaragaman dan faktor yang bekerja untuk mempertahankan keutuhan suatu
jenis.
Pada masa ini, para ahli tidak hanya bekerja dengan data
morfologi, anatomi, dan penurunan genetika dalam mempelajari evolusi, tetapi,
para ahli pada masa ini menggunakan pendekatan molekuler, dan fisiologis.
Dengan demikian dapat ditentukan bahwa suatu organisme berkerabat dekat atau
jauh terhadap organisme lainnya dari perbedaan dalam semua aspek yang mungkin
dipelajari.
E. Teori Evolusi dari sudut pandang
Agama Islam
Sejak munculnya teori Evolusi pada tahun 1859 oleh Darwin,
teori ini telah mendapat banyak dukungan maupun kritikan bahkan cacian dari
berbagai kalangan. Selain mendapatkan dukungan dan pengembangan oleh beberapa
orang, teori darwin ini juga mendapatkan tentangan dari golongan agama dan
penganut paham teori penciptaan (Universal Creation).
Harun Yahya dalam e-book nya yang berjudul “keruntuhan teori
evolusi” menyebutkan bahwa teori evolusi darwin ini tidak hanya sekadar konsep
biologi. Akan tetapi teori evolusi ini telah menjadi pondasi sebuah filsafat
yang menyesatkan sebagian besar manusia. Filsafat yang disebut harun yahya
dalam bukunya tersebut adalah filsafat materialisme. Filsafat materialisme
menurutnya mengandung sejumlah pemikiran penuh kepalsuan tentang mengapa dan
bagaimana manusia muncul dimuka bumi.
Salah satu dari kritik Harun Yahya
seperti yang telah dijelaskan diatas, merupakan suatu hal yang mengisyaratkan
bahwa Teori Evolusi Darwin masih menimbulkan banyak tanda tanya pada banyak
pihak. Dalam islam misalnya, Agama Islam dengan tegas menolak teori yang
diajukan oleh Darwin tersebut dalam Al-Qur’an Surat AL-Baqarah: 30
øÎ)ur tA$s% /u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkÏù `tB ßÅ¡øÿã $pkÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB w tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu
berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah
di bumi”. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata):
“Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan
membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami
senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman:
“Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.”
(Al-Baqarah 30)
Pada bagian surat “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat;
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi. Ayat
ini adalah penjelasan dari penciptaannya Nabi Adam. Kata khalifah pada ayat
diatas mempunyai banyak arti seperti pemimpin/pengganti /penerus. Dalam
Beberapa tafsir disebutkan bahwa kata khalifah pada ayat tersebut diartikan
sebagai pengganti. Dengan kata lain, adam merupakan pengganti dari makhluk
sebelumnya yang mempunyai sifat saling membunuh. Seperti yang dijelaskan pada
bagian ayat yang selanjutnya.
Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak
menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah
(berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan
mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang
kamu tidak mengetahuinya.
Ï%©!$# ¼çms9 à7ù=ãB ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur óOs9ur õÏGt #Ys9ur öNs9ur `ä3t ¼ã&©! Ô7ΰ Îû Å7ù=ßJø9$# t,n=yzur ¨@à2 &äóÓx« ¼çnu£s)sù #\Ïø)s? ÇËÈ
......... "...dan Dia telah menciptakan
segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya"
(QS. Al Furqaan (25) : 2)
Segala sesuatu
yang dijadikan Tuhan diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan dan
persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya
masing-masing dalam hidup.
Dari perpaduan antara Al Qur’an dengan hasil penelitian
ini maka teori evolusi Darwin tidak dapat diterima. Dari penelitian membuktikan bahwa kurun
akhir (cenozoikum) adalah masa dimana mulai muncul manusia yang berbudaya dan
Allah menciptakan lima kurun sebelumnya lengkap dengan segala isinya adalah
untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh manusia. Hal ini dijelaskan oleh
Allah di dalam salah satu firman-Nya :
uqèd Ï%©!$# Yn=y{ Nä3s9 $¨B Îû ÇÚöF{$# $YèÏJy_ §NèO #uqtGó$# n<Î) Ïä!$yJ¡¡9$# £`ßg1§q|¡sù yìö7y ;Nºuq»yJy 4 uqèdur Èe@ä3Î/ >äóÓx« ×LìÎ=tæ ÇËÒÈ
.......... "Dia-lah Allah, yang
menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan)
langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui atas segala
sesuatu" (QS Al Baqarah (2) : 29)
Setelah
melalui berbagai pertimbangan akhirnya para ahli mengambil kesimpulan bahwa
Pithecanthropus dan Sinanthropus bukanlah asal (nenek moyang) dari Homo Sapiens
(manusia), tetapi keduanya adalah makhluk yang berkembang dengan bentuk
pendahuluan yang mirip dengan manusia kemudian musnah.
2.2. Petunjuk Dan Bukti Evolusi
Evolusi
dapat dilihat dari dua segi, yaitu sebagai proses historis dan cara bagaimana
proses itu terjadi. Sebagai proses historis, evolusi telah dipastikan secara
menyeluruh dan lengkap, sebagaimana yang telah dipastikan oleh ilmu tentang
suatu kenyataan mengenai masa lalu yang tidak dapat disaksikan oleh mata. Untuk
menunjukkan bukti-bukti bahwa proses evolusi itu ada, kita dapat melakukan
pendekatan terhadap kenyataan yang ada. Kenyataan-kenyataan yang ada terus
diinterprestasikan oleh para ahli dan dijadikan bahan bukti evolusi.
Para ahli menggunakan bukti-bukti
sebagai petunjuk evolusi dengan tujuan akhir ingin mencari jawaban tentang
fenomena alam, sebagaimana yang terdapat dalam buku “On The Origin Species”
karya Charles Darwin. Sebenarnya rambu-rambu untuk mencari bukti telah ada
dalam buku Darwin, sedangkan petunjuk adalah rambu-rambu untuk memperoleh
bukti, dengan alasan bahwa pendekatan monodisipliner tidak dapat dijangkau atau
dilihat dan fosil bukti tidak dapat dipakai bukti dan kurang kuat. Hal ini
karena fosil merupakan benda mati yang sudah tidak utuh dan lengkap, sehingga
interpretasi para ahli sangat dituntut ketajamannya. Apalagi perilaku organisme
yang telah memfosil sulit sekali diinterpretasi.
Untuk menunjukkan bukti-bukti bahwa
proses evolusi itu ada, kita dapat melakukan pendekatan terhadap
kenyataan/fakta yang ada di sekitar kita. Walaupun dapat tidaknya
kenyataan-kenyataan tersebut dijadikan bahan bukti adanya evolusi tergantung
dari interpretasi para pakar yang bersangkutan.Beberapa petunjuk adanya
evolusi, yaitu :
1. Peninggalan Fosil di Berbagai
Lapisan Bumi
Fosil
merupakan makhluk hidup atau sebagian dari makhluk hidup yang tertimbun oleh
tanah, pasir, lumpur dan akhirnya membatu.Kadang-kadang hanya berupa
bekas-bekas organisme. Pada umumnya fosil yang telah ditemukan terdapat dalam
keadaan tidak utuh, yaitu hanya merupakan suatu bagian atau beberapa
bagian dari tubuh makhluk hidup. Hancurnya tubuh makhluk hidup yang telah mati
disebabkan pengaruh air, angin, bakteri pembusuk, hewan-hewan pemakan bangkai
dan lain-lain.
Fosil-fosil
dapat ditemukan di berbagai macam lapisan bumi, sehingga penentuan umurnya
didasarkan atas umur lapisan yang mengandung fosil-fosil itu.Umumnya fosil yang
terdapat di lapisan yang paling dalam, mempunyai umur yang lebih tua sedangkan
umur fosil yang ditemukan pada lapisan yang lebih atas mempunyai umur yang
lebih muda. Fosil-fosil yang ditemukan di berbagai lapisan bumi yaitu
mulai sederetan fosil-fosil yang telah ditemukan dalam lapisan batuan bumi dari
yang tua sampai yang muda, dapat disimpulkan bahwa keadaan lingkungan di
masa lampau berbeda dengan sekarang. Perubahan lingkungan tersebut terjadi
secara bertahap dan diikuti dengan penyesuaian diri organisme yang ada di
dalamnya, sehingga perubahan keadaan di bumi ini
mengakibatkan terjadinya perubahan jenis-jenis makhluk
hidup yang terjadi secara berangsur-angsur.
Kesimpulannya bahwa fosil merupakan petunjuk adanya evolusi.
Fosilisasi
juga terjadi ketika cangkang atau tulang yang lengkap tertanam di dalam lapisan
sendimen di bawah permukaan air. Fosil tersebut kemudian meninggalkan bekas
bentukan atau cetakan dari organisme tersebut. Bentukan atau cetakan tersebut
merupakan fosil permukaan tubuh tiruan yang baik. Bentuk fosil yang lain
misalnya jejak kaki atau bekas kulit yang terbentuk pada lumpur basah kemudian
akhirnya mengeras menjadi batuan karang lunak.
Tokoh
yang telah mempelajari fosil yang berhubungan dengan evolusi antara
lain:Leonardo da Vinci (Itali, 1452-1519) adalah orang pertama yang berpendapat
bahwa fosil merupakan suatu bukti adanya makhluk hidup di masa lampau.George
Cuvier (Perancis, 1769-1832). Seorang ahli anatomi perbandingan, yang
mengadakan studi perbandingan antara fosil-fosil dari berbagai lapisan bumi
dengan makhluk hidup yang ada sekarang. Selanjutnya menyimpulkan
bahwa pada masa tertentu telah diciptakan makhluk hidup yang
berbeda dari masa ke masa (atau pada masa yang berbeda
diciptakan makhluk yang berbeda pula). Setiap
masa diakhiri dengan kehancuran alam, paham ini
dikenal dengan kataklisma. Tokoh berikutnya adalah Darwin mengatakan bahwa
makhluk-makhluk hidup yang terdapat pada lapisan bumi
tua mengadakan perubahan bentuk menyesuaikan dengan
lapisan bumi yang lebih muda. Oleh sebab itu, fosil pada lapisan lapisan bumi
yang lebih muda berbeda dengan fosil di lapisan bumi yang tua.
Evolusi
pada kuda merupakan suatu contoh klasik evolusi morfologi, yang sejarahnya
ditelusuri dari catatan fosilnya sejak zaman Eosin (Eocene) di Amerika
Utara dan sedikit dari Eropa dan Asia.Fosil kuda termasuk cukup lengkap, karena
kuda hidup berkelompok dalam jumlah yang cukup besar, sehingga meninggalkan
sejumlah besar fosil dari zaman ke zaman.
2. Anatomi Perbandingan
Para
ahli anatomi perbandingan mencoba menemukan persamaan-persamaan dan
perbedaan-perbedaan antara struktur dasar (fundamental structure)
organisme hidup.Mereka mempelajari bentuk-bentuk struktur dasar setiap kelompok
organisme. Sebagai contoh, semua hewan vertebrata memiliki struktur dasar yang
sama, yakni: suatu kerangka utama penyanggah tengkorak dan tulang belakang;
tulang rusuk yang melindungi jantung dan paru-paru, tertancap pada tulang
belakang; sepasang organ tambahan; dan sistem peredaran darah, pernafasan atau
respirasi, pencernaan, pengeluaran yang sama.
Para
ahli anatomi membandingkan ciri-ciri anatomi hewan masa kini, tetapi studi
perbandingan anatomi kerangka lebih penting bagi para paleontologi karena
bukti-bukti fosil anatomi yang tersusun hampir semua adalah metrial rangka.
Kesamaan
dasar dalam struktur yang diturunkan dari nenek moyang yang umum disebut
struktur homolog. Lebih jelasnya, homologi adalah struktur dasar sama
yang diturunkan secara genetik dari nenek moyang yang umum tetapi kemudian
memiliki fungsi yang berbeda. Suatu contoh homologi yang baik adalah tulang
lengan depan vertebrata. Semua vertebrata seperti burung, ikan paus, dan
manusia mempunyai struktur dasar tulang lengan depan yang sama kemudian
melewati proses perubahan dari nenek moyang yang umum, kemudian menampilkan
fungsi yang berbeda.
Kesamaan anggota gerak tidak hanya
meliputi tulang, tetapi juga otot, saraf, persendian dan pembuluh
darah. Semua kesamaan menunjukkan bahwa
organ tersebut berasal dari
struktur yang sama, dan
selanjutnya berubah struktur sehingga fungsinya berbeda.
3. Organ Tubuh yang Tersisa
Organ tubuh yang tersisa merupakan petunjuk adanya evolusi.
Organ yang berguna pada suatu makhluk hidup, pada makhluk hidup lain mungkin
kurang berfungsi. Contoh tulang ekor pada manusia kurang berfungsi sehingga
mengalami rudimenter. Organ yang mengalami rudimenter akan membuang
waktu saja untuk terus-menerus menyediakan darah, zat makanan, dan
ruangan bagi organ yang tidak lagi memiliki fungsi penting. seleksi
alam cenderung menguntungkan individu yang memiliki organ dalam bentuk
tereduksi, dan dengan demikian cenderung akan menghilangkan struktur yang tidak
berfungsi lagi. Namun pada kelompok mamalia lain, ekor sangat berkembang
dan berfungsi sebagai ekor, begitu juga pada kelompok Vertebrata lainnya.
4. Bukti Biogeografi
Biogeografi adalah mempelajari distribusi
geografi dari tanaman dan hewan. Dengan mempelajari biogeografi kita dapat
menjelaskan mengapa spesies-spesies berdistribusi, dan apa bentuk distribusi
yang diperlihatkan mengenai habitat dan daerah asal mula mereka. Dari perjalanan
Darwin mengelilingi dunia dengan H.M.S. Beagle, ia menemukan bahwa
spesies tanaman dan hewan umumnya tidak berdistribusi jauh dari habitat
yang potensial. Studi-studi mengenai biogeografi sejak Darwin dibuktikan
berulang-ulang oleh para ilmuan.
5. Peristiwa Domestikasi
Domestikasi
adalah usaha manusia untuk menjadikan hewan/tanaman liar menjadi tanaman/hewan
yang dapat dikuasai dan bermanfaat bagi manusia.Pada dasarnya tindakan ini
adalah memindahkan makhluk hidup dari lingkungan aslinya ke lingkungan yang
diciptakan oleh manusia. Tindakan ini dapat mengakibatkan timbulnya jenis-jenis
hewan dan tumbuhan yang menyimpang dari aslinya, yang mengarah terbentuknya
spesies baru.
Peristiwa
persilangan dari dua varietas tanaman/hewan sejenis juga dapat menyebabkan
terbentuknya variasi baru yang berbeda dari induknya yang dapat menyebabkan
terjadinya spesies baru. Hasil perjalanan Darwin menunjukkan
bahwa spesiasi dapat terjadi karena upaya domestifikasi oleh manusia, misalnya
upaya pemuliaan tanaman maupun hewan.
6. Variasi Antar Individu Dalam Satu
Keturunan.
Fenotip suatu organisme ditentukan oleh faktor
genetika dan lingkungan. Fenotip yang muncul merupakan variasi dari organisme
tersebut. Jadi variasi individu terbentuk karena adanya variasi genetika dan
perbedaan kondisi lingkungan. Contoh kita dapat memperhatikan keturunan dalam
satu keluarga, setiap orang memiliki keunikan tersendiri meskipun mempunyai
orang tua/ leluhur yang sama. Antara kakak dan adik, bahkan anak kembar
sekalipun tidak ada yang sama persis, padahal ayah dan ibunya sama.
7.
Embriologi Perbandingan
Semua
anggota Vertebrata dalam perkembangan embrionya menunjukkan adanya persamaan.
Persamaan perkembangan embrio dimulai dari tahap berikut ini : peleburan sperma
dengan ovum à zigot à pembelahan (cleavage) à morulla à blastula à gastrula à
tahap awal perkembangan embrio. Mengenai perkembangan embrio Karl von Baer,
menyatakan bahwa: (a) sifat-sifat umum muncul paling awal kemudian diikuti
sifat-sifat khusus; (b) perkembangan dimulai dari yang umum sekali, kemudian
kurang umum, dan akhirnya ke sifat-sifat yang khusus; (c) hewan yang satu
memisah secara progresif dari hewan yang lain; (d) dalam perkem-bangannya
hewan-hewan multiseluler bentuk embrionya sama, tetapi kemudian pada saat
dewasa bentuknya menjadi berbeda-beda.
8.
Perbandingan Fisiologi
Makhluk
hidup mulai dari yang derajat terendah hingga ke derajat yang paling tinggi
tubuhnya tersusun atas sel. Walaupun jumlah sel dan morfologi setelah dewasa
berbeda-beda, namun kegiatan fisiologis di dalam setiap selnya memiliki
kemiripan, seperti :1) dalam metabolism; 2) dalam respirasi; 3) dalam sintesa
protein; 4) sintesa ATP dan penggunaannya dalam aktivitas hidup.
9.
Perbandingan Genetika
Teori
ini dipelopori oleh George Mendel. Ia mengemukakan teori genetika yang
menyangkut adanya sejumlah sifat yang dikode oleh satu macam gen. Dengan
demikian banyaknya variasi alel menentukan kemampuan terhadap ketahanan untuk
dapat terus hidup. Hanya saja pada zaman George Mendel, teori genetika belum
dipahami dan belum diperkirakan dapat dimanfaatkan untuk menerangkan teori yang
lain. Teori genetika mengalami stagnasi hampir selama 35 tahun sejak
dikemukakan, dan baru disadari kegunaannya di awal abad ke-20.
Temuan
Mendel mempunyai implikasi penting. Karyanya membantah adanya teori percampuran
dalam keturunan (The Blending Theory of Inheritance) yaitu, pemikiran
bahwa ciri-ciri orang tua diwariskan kepada anak dan kemudian bercampur, lalu
diwariskan ke generasi berikut dalam bentuk campuran. Di kalangan manusia,
ungkapan yang menyatakan seseorang berdarah campuran, sebenarnya berawal pada
teori ini.
Eksperimen Mendel membuktikan justru kebalikannyalah yang
benar; yakni faktor genetik ciri atau sifat yang diwarisi dari orang tua hanya
bergabung untuk sementara waktu dalam diri anak, dan dalam generasi berikutnya
faktor genetik tersebut akan pecah atau memisah lagi menjadi satuan-satuan yang
ada pada induk aslinya.
10. Petunjuk Secara Biokimia
Kekerabatan antara berbagai jenis
makhluk hidup dapat diuji secara biokimia.Salah satu percobaan biokimia yang
dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kekerabatan berbagai organisme adalah uji
presipitin oleh Natael.Dasar percobaan ini adalah adanya presipitin atau
endapan pada suatu reaksi antigen-antibodi. Banyak sedikitnya endapan yang
terbentuk dapat digunakan untuk menentukan jauh dekatnya kekerabatan antara
suatu organisme yang satu dengan organisme yang lainnya.
11. Bukti Molekuler
Di samping kesamaan yang ditemukan
pada struktur-struktur anatomi, para ahli biokimia juga menemukan banyak
kesamaan pada tingkatan molekuler. Kenyataannya semua organsime hidup memiliki
materi genetik (DNA) yang hampir sama, mengunakan kode-kode genetik yang sama,
dan memiliki molekul berenergi tinggi (ATP). Sebagai materi genetik, DNA
berfungsi mulai dari perkembangan awal setiap organisme. Sejak diketahui bahwa
transfer sifat-sifat keturunan dan kontrol genetik melalui DNA, memberi
kemajuan yang efektif dan efisien, dan terjadi perubahan dimana seleksi alam
tidak banyak lagi disukai, tetapi beralih ke mekanisme hereditas.
2.3.
Variabilitas
Variabilitas adalah pengukuran kuantitatif mengenai
derajat seberapa tersebar atau seberapa terkumpulnya skor-skor yang ada di
dalam suatu distribusi.Variabilitas juga memperlihatkan seberapa bervariasinya
suatu data.
Variabilitas memiliki 2 fungsi yaitu :
1.
Berfungsi untuk menggambar atau mendeskripsikan suatu distribusi. Dari
gambar atau grafik, dapat dilihat seberapa menyebarnya suatu distribusi dan
bisa juga dilihat berapa jarak antara suatu skor dengan rata-ratanya.
2.
Menggambarkan seberapa mewakili suatu individu pada sampelnya.
Variabilitas genetik tidak sama dengan keanekaragaman
genetik.
Istilah yang terakhir mengacu pada ukuran banyaknya variasi yang teramati dalam
suatu populasi. Variabilitas genetik dapat teramati apabila terjadi perubahan lingkungan
yang memaksa suatu populasi beradaptasi. Apabila populasi tersebut mampu tetap
bertahan tanpa mengalami penyusutan populasi, dapat diketahui bahwa
individu-individu anggotanya memiliki variabilitas genetik yang tinggi.
Variabilitas
genetik adalah ukuran bagi kecenderungan berbagai individu dalam
suatu populasi untuk memiliki genotipe
yang berbeda-beda. Variabilitas dalam suatu sifat(karakter) tertentu
menggambarkan bagaimana sifat itu mampu
berubah-ubah untuk menanggapi pengaruh lingkungan dan genetic.
Teori evolusi modern berpendapat bahwa
sifatsifat benda hidup itu berubah dan perubahan itu diarahkan oleh seleksi
alam .Contoh populasi manusia menunjukkan variasi dalam raut muka, pigmentasi
kulit, warna rambut dan bentuk rambut, bentuk tubuh, tinggi dan berat badan,
golongan darah dan lain sebagainya
Faktor-faktor timbulnya keanekaragaman yang terkait
dengan evolusi:
a.
Variasi
b.
Genetis
c.
Mutasi
d.
Migrasi
e.
Gen
Variasi
genetis adalah Suatu populasi terdiri dari
sejumlah individu, namun dalam populasi itu tidak ada dua individu yang serupa.
Pada populasi manusia dapat kita lihat perbedaan-perbedaan itu dari ciri-ciri
anatomi, fisiologi dan perilaku Perbedaan ini akan tampak dengan nyata atau
tidak nyata macam-macam variasi
1.
Variasi Fenotipik
a.
Dapat menyebabkan
adanya populasi (reproduksi diferensial) antar individu.
b.
Sifat-sifat ini berasal
dari interaksi genotip dengan lingkungan
2.
Variasi Genotipik
a.
Sifat terwariskan
dikontrol oleh gen dan keseluruhan gen dalam suatu genom organism
b.
Variasi sebagai hasil
meiosis dan rekomendasi pada vertilisasi organism merupakan factor yang
penting. Pindah silang, translokasi, aberasi kromosom merupakan rekombinasi
berikutnya timbulnya variasi disebabkan oleh struktur yang paling kecil, yaitu
DNA ( adenin <A> sitosi
<C> guanine <G> dan timidin
<T>. Mutasi, dapat terjadi di dalam sel somatic dan germline (sel benih)
c.
Mutasi pada sel somatik
tidak diwariskan, makahubungannya dalam evolusi untuk sementara tidak
diperhitungkan sedangkan pada sel germinal diwariskan
Berikut ini dikemukakan
beberapa akibat kejadian mutasi yakni:
1.
Mutasi
mengubah struktur DNA, tetapi tidak mengubah produk yang dihasilkan. Seperti
yang sudah dikatahui, DNA merupakan sumber informasi genetik. DNA akan
ditranslasikan menjadi asam amino, selanjutnya asam amino membentuk protein.
Ada asam amino yang dikode oleh satu kode genetik (kodon), tetapi ada juga yang
dikode oleh lebih dari satu (misalnya enam) kode genetik. Apabila mutasi
terjadi pada satu tempat pada DNA, tetapi tidak mengubah produk asam amino yang
dihasilkan atau dalam hal ini asam amino yang dihasilkan tetap sama, maka
mutasi tersebut tidak berakibat apa-apa.
2.
Mutasi
mengubah struktur DNA, dan mengubah komposisi produk, tetapi tidak mengubah
fungsi produk yang dihasilkan. Dalam hal ini terjadi
perubahan produk, sehingga misalnya asam amino yang dihasilkan adalah Lisin.
Padahal kode genetik sebelum mutasi terjadi adalah asam amino Treonin.
Akibatnya terjadi perubahan dalam rantai protein yang dihasilkan. Walaupun
demikian, protein itu tidak mengalami perubahan fungsi.
3.
Mutasi
mengubah fungsi produk yang dihasilkan, tetapi tidak berakibat apa-apa.
Mutasi dapat berakibat lebih besar, sehingga fungsi suatu protein berubah.
Misalnya kita mengenal golongan darah ada beberapa macam. Golongan darah yang
lebih langka diduga sebagai hasil mutasi dari golongan darah yang paling umum.
Semuanya berfungsi normal, namun kalau dilakukan transfusi darah dengan
golongan darah yang lain, baru akibatnya dapat dilihat.
4.
Mutasi
mengakibatkan terjadi perubahan fungsi yang besar, namun kejadiannya pada sel
somatik, jadi tidak diturunkan. Mutasi sel somatik
jarang kita lihat. Sebagai contoh, tahi lalat dapat dianggap sebagai suatu
mutasi somatik yang diturunkan.
5.
Mutasi
bersifat fatal, sehingga organisme tersebut mati, jadi tidak terlihat. Mutasi
yang bersifat fatal ini dikenal dengan gen lethal. Banyak gen lethal yang
diketahui misalnya hemofilia.
6.
Mutasi
yang menguntungkan. Contoh mutasi menguntungkan sangat banyak.
Mutasi yang menguntungkan dapat dilihat dari banyak segi. Bagi manusia mutasi
mungkin menguntungkan tetapi bagi organisme lain mungkin merugikan. Misalnya,
mutan ayam broiler, sapi pedaging, menguntungkan bagi manusia tetapi bagi hewan
tersebut tidak demikian, karena hewan-hewan tesebut menjadi lemah, dan lamban
sehingga lebih mudah dimangsa predatornya.
Dari
ke-enam kemungkinan di atas kasus ke-lima yang berakibat fatal, sebenarnya
paling umum terjadi. Sedangkan kasus terakhir merupakan mutasi yang sering
terlihat, sehingga kita menganggap mutasi yang terjadi sedikit sekali.
Sistem
biologis dan atau sistem genetik adalah suatu sistem yang dianggap sempurna.
Sistem ini tidak akan menjadi suatu sistem yang baik, jika sistem tersebut
tidak bersifat baka (tetap). Kalau suatu sistem mudah berubah, itu bukan lagi
suatu sistem. Namun demikian evolusi tidak terjadi jika sistem biologis
tersebut terlalu kaku sifatnya. Organisme yang tidak dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan akan mudah musnah (punah) oleh suatu perubahan
lingkungan/alam, baik yang terjadi tiba-tiba maupun yang berlangsung lambat.
Jadi pada setiap sistem selalu ada kisaran toleransi yang terlihat dalam bentuk
yang bervariasi. Dalam
sistem biologis terdapat dua macam faktor yang bekerja secara harmonis yaitu faktor-faktor yang
bersifat konservasi (mengawetkan atau mempertahankan keberadaan suatu
organisme), dan faktor-faktor tersebut juga mempunyai aspek-aspek yang
memungkinkan terjadinya perubahan. Faktor-faktor tersebut adalah materi
genetik.
2.4. Dinamika gen dalam populasi
Apabila perbandingan fenotif dalam suatu populasi
tidak berubah dari generasi ke generasi, dapat dinyatakan bahwa frekuensi gena
populasi tersebut dalam keadaan seimbang. Dengan kata lain proses evolusi dapat
diartikan sebagai suatu perubahan komulatif frekuensi allel sejalan dengan
waktu. Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi gena dari generasi ke
generasi cenderung konstan selama tidak ada mutasi gen, rekombinasi gen,
hilangnya gen (=genetif drift) maupun
alur gen (=gen flow). Darwin
menambahkan untuk terjadinya perubahan frekuensi gen terdapat peranan
lingkungan. Melalui proses seleksi alam arah evolusi ditentukan.
2.5.
Rata
– rata dan pola subsitusi nukleotida
Rata
– rata dan pola subsitusi nukleotida adalah jumlah subsitusi tapak per tahun.
Faktor yang mempengaruhi rata – rata dan pola subsitusi nukleotida adalah yaitu
:
1. Input
mutasi keterbatasan dan fungsional dan rata – rata mutasi variasi yang terdapat
pada subsitusi sinonim antar gen menunjukkan adanya variasi mutasi.
2. Variasi
antara gen maksudnya rata – rata mutasi yang berbeda antara genom dan variasi
sinonim dipengaruhi oleh gen dalam kromosom.
3. Variasi
antar tapak dalam gen adalah gen yang mengkode protein fungsional memiliki rata
– rata subsitusi yang lebih rendah dari gen non pengkode.
4. Functional
constraint adalah rentang nukleotida alternatif yang dapat diterima oleh suatu
tapak tanpa memberikan efek negative terhadap suatu struktur dan fungsi gen
atau produk gen.
Pola substansi
a. Pola
Mutasi Spontan
Pola ini dapat menyediakan
ukuran untuk mengambil kesimpulan seberapa jauh frekuensi penyimpanan antar
nukleotida-nukleotida dalam sekuens DNA dari nilai harapan menurut asumsi tanpa
adanya seleksi atau seleksi netal.
b.
Strand
Inequalities (G↔A)
pola dan rata-rata mutasi mungkin
berbeda antara dua untai
c.
Pola
Penggantian Asam Amino
Penyebab variasi laju
substansi
a.
Factor reflikasi
terikat
Waktu generasi Waktu generasi yang pendek jumlah
siklus replikasi per tahun lebih banyak kemungkinan mutasi lebih besar,
Efisiensi pasangan DNA Semakin rendah, efisiensi
Semakin besar kemungkinan mutasi.
b.
Factor reflikasi bebas
Laju metabolisme basal Efek mutagenik oksigen
radikal yg melimpah yg diproduksi krna respirasi aerobik, produksi yg
dihasilkan sesuai dgn laju metabolisme, pertambahan laju pergantian DNA (yakni
sintesis DNA, perbaikan DNA dan degradasi DNA) pd organisme pd laju metabolisme
tinggi Ukuran tubuh Semakin besar Metabolisme tinggi.
BAB III
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1.
Evolusi artinya perubahan-perubahan
dalam bentuk dan tingkah laku organisme antara generasi ke generasi.
2.
Untuk menunjukkan bukti-bukti bahwa proses evolusi itu ada, kita
dapat melakukan pendekatan terhadap kenyataan/fakta yang ada di sekitar kita.
Walaupun dapat tidaknya kenyataan-kenyataan tersebut dijadikan bahan bukti
adanya evolusi tergantung dari interpretasi para pakar yang bersangkutan.
3.
Dalam sistem biologis terdapat
dua macam faktor yang bekerja secara harmonis yaitu faktor-faktor yang
bersifat konservasi (mengawetkan atau mempertahankan keberadaan suatu
organisme), dan faktor-faktor tersebut juga mempunyai aspek-aspek yang
memungkinkan terjadinya perubahan. Faktor-faktor tersebut adalah materi
genetik.
4. Adanya variasi yang dapat diwariskan
merupakan faktor utama teori evolusi Darwin, karena variasi memberikan bahan
baku-bahan dasar yang akan diolah melalui seleksi alam. Variasi individu
terjadi dalam populasi semua spesies organisme yang bereproduksi secara seksual.
5. Variabilitas
adalah pengukuran kuantitatif mengenai derajat seberapa tersebar atau seberapa
terkumpulnya skor-skor yang ada di dalam suatu distribusi.Variabilitas juga
memperlihatkan seberapa bervariasinya suatu data.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A, 2002. Biologi Edisi Kelima.
Penerbit Erlangga:
Jakarta
Kimball.
W. Jhon . 2005 . Biologi . Erlangga :
Jakarta
Setiadi, Agus. 1990. Pengantar Evolusi. PT. Remaja
Rosdakarya : Bandung
Anonim.2011.http://biologionline.blogspot.com/2011/04/bukti-evolusi.html.diakses 7 juni 2013. waktu 20:00 WIB
Anonim.2012.http://supeksa.wordpress.com/2012/04/20/sejarah-perkembangan-teori-evolusi-makhluk-hidup/ diakses senin 7 juni 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar