Selasa, 11 Februari 2014

Makalah



 
 
PERKEMBANGAN TEORI EVOLUSI, PETUNJUK DAN BUKTI EVOLUSI, VARIABILITAS, DINAMIKA GEN DALAM POPULASI RATA-RATA DAN POLA SUBSITUSI NUKLEOTIDA




BAB I
PENDAHULUAN


1.1.Latar Belakang Masalah
Evolusi merupakan bangunan ilmu terbesar, dan perkembangannya sangat luas. Meliputi pokok bahasan yang beragam dan terdapat bagian-bagian yang agak ditakutkan. Para ahli berpendapat bahwa makhluk hidup selalu mengalami perubahan secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama, dalam hitungan jutaan tahun. Perubahan-perubahan itu dapat berjalan jauh menyimpang dari struktur aslinya sehingga menimbulkan spesies baru. Jadi tumbuhan dan hewan yang ada sekarang ini bukanlah makhluk hidup yang pertama menghuni bumi ini, tetapi berasal dari makhluk hidup di masa lampau yang telah mengalami perubahan. Sehingga muncul pula pertanyaan utama “bagaimana perubahan-perubahan itu terjadi?”. Adanya hewan dan tumbuhan yang beranekaragam menumbuhkan keinginan manusia untuk mengetahui  nenek moyangnya.
Para ahli biologi evolusi sekarang meneliti evolusi dari berbagai disiplin ilmu, seperti genetika molekuler, morfologi dan embriologi. Mereka juga bekerja dengan peralatan yang beragam seperti dengan larutan kimia di dalam tabung reaksi, tingkah laku hewan di hutan rimba, fosil yang dikoleksi dari daerah-daerah purbakala dan batu-batu karang atau gunung-gunung batu. Pemikiran yang mudah dimengerti dan sederhana dari evolusi adalah seleksi alam, karena dapat diuji secara ilmiah dalam semua lingkungan. Pemikiran seleksi alam merupakan pemikiran yang mampu diterima semua ilmu, dan hanya teori ini yang diklaim bisa mempersatukan pendapat-pendapat berbeda dalam biologi. Dengan teori ini berbagai temuan fakta yang ada di hutan hujan tropik, perubahan dan macam-macam warna yang terdapat di kebun botani, serta sekawanan hewan yang sementara bermain di daerah peternakan, dapat dijelaskan. Teori ini juga dapat digunakan untuk memahami asal mula kehidupan melalui kimia-bumi dan proporsi gas yang ada di atmosfer.
Variabilitas genetik adalah ukuran bagi kecenderungan berbagai individu dalam suatu populasi untuk memiliki genotipe yang berbeda-beda. Variabilitas dalam suatu sifat (karakter) tertentu menggambarkan bagaimana sifat itu mampu berubah-ubah untuk menanggapi pengaruh lingkungan dan genetic.

1.2.Tujuan
Adapun tujuannya adalah sebagai berikut:
1.      Untuk Mengetahui perkembangan teori evolusi
2.      Untuk Mengetahui petunjuk dan bukti evolusi, variabilitas dalam evolusi.
3.      Menjelaskan  dinamika gen dalam populasi
4.      Menjelaskan rata – rata dan pola subsitusi nukleotida



















BAB II
PEMBAHASAN


2.1.Perkembangan Teori Evolusi
Evolusi artinya perubahan-perubahan dalam bentuk dan tingkah laku organisme antara generasi ke generasi. Bentuk-bentuk organisme, pada semua level dari rantai DNA sampai bentuk morfologi yang makroskopik dan tingkah laku sosial yang termodifikasi dari nenek moyang selama proses evolusi. Meskipun demikian, tidak semua perubahan dapat didefenisikan sebagai evolusi. Teori Evolusi mempelajari perubahan yang berangsur angsur menuju arah yang sesuai dengan masa dan tempat. Teori evolusi mempelajari proses perubahan yang terjadi pada makhluk hidup. Selain itu juga, teori evolusi juga mengalami evolusi atau perubahan sesuai dengan perubahan jaman dan perkembangan teknologi.
Perkembangan teori evolusi tidak lepas dari perkembangan bidang-bidang ilmu yang lain terkait dengan genetika, biokimia, biologi molekuler, fisiologi dan lain-lain. Teori evolusi berkembang sejalan dengan perubahan zaman dalam arus globalisasi. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, maka teori evolusi mengalami perkembangan. Adapun perkembangan teori evolusi terbagi menjadi teori evolusi sebelum Darwin dan teori evolusi setelah Darwin.

A.  Teori Sebelum Darwin
Sejarah munculnya teori-teori evolusi sebenarnya baru dimulai pada tahun 1859, dengan dipublikasikan buku On the Origin of Species, meskipun kebanyakan pemikiran-pemikiran Darwin telah ada sejak masa lampau. Kenyataan bahwa makhluk hidup beranekaragam dan mengalami perubahan sudah teramati sejak lama, namun hal ini tidak melahirkan konsep-konsep evolusi sebagaimana yang terjadi pada masa Darwin. Parmenides menyatakan bahwa sesuatu yang terlihat adalah suatu ilusi. Berbeda dengan apa yang dikemukakan Parmenides, Heraclitus menyatakan bahwa dalam perjalanan hidupnya makhluk hidup selama mengalami proses yang tetap Teori ini dikenal dengan teori Fixise. Berasal dari kata ‘Fixed’., artinya ‘unchanging’ atau tetap, tidak berubah. Teori ini muncul satu atau dua abad sebelum teori Darwin. Pada masa itu tidak pernah dipersoalkan mengenai hubungan kekerabatan antar satu organisme dengan organisme lain. Semua kegiatan biologis dianggap tetap seperti apa adanya, tidak ada perubahan. Namun para Naturalis dan Philosohpy sering berspekulasi bahwa ada terjadi transfomasi spesies.
Para ahli yang mempertanyakan kebenaran teori ‘Fixed’ misalnya: Maupertuis ilmuwan dari Prancis, dan kakek Charles Darwin yaitu Erasmus Darwin. Walaupun tidak ada pemikir-pemikir khusus yang mempersoalkan teori Fixed dengan penjelasan yang ilmiah bahwa spesies berubah, namun sebenarnya terdapat perhatian dan minat yang kuat berdasarkan kenyataan bahwa dapat saja satu spesies berubah menjadi spesies kedua.
Pada 250 tahun sebelum Masehi, Anaximander (Yunani) mengemukakan bahwa manusia berasal dari makhluk yang menyerupai ikan. Pernyataan Empedocles yang berbau evolusi namun janggal kedengarannya berbunyi bahwa manusia dan juga binatang lainnya berasal dari bagian-bagian kepala, badan, dan tangan yang terpisah-pisah, yang pada makhluk tertentu ketiganya tumbuh menjadi satu, sedangkan pada makhluk lain hanya kepala dan badan yang tumbuh seperti pada ikan. Artinya ada yang pertumbuhannya lengkap dan adapula yang tidak lengkap.
Teori Autogenesis merupakan teori yang berkaitan dengan proses evolusi namun dorongan evolusinya beasal dari dalam menyatakan bahwa dorongan dari dalam itulah yang lebih menentukan sedangkan lingkungan tidak memberikan pengaruh.
Ada Dua konsep evolusi yang dikemukakan oleh Lamarck yaitu: Pertama, spesies berubah dalam waktu lama menjadi spesies baru. Konsep ini yang sangat berbeda dengan teori Darwin. Lamarck berpendapat bahwa dalam suatu periode tertentu suatu spesies dapat berubah bentuk akibat suatu kebiasaan atau latihan. Kedua, perubahan yang terjadi tersebut dapat diturunkan.menunjukkan perbedaan teori Lamarck dan teori Darwin.

B.       Teori Evolusi Darwin
Charles Darwin (1809-1882) memiliki nama panjang Charles Robert Darwin adalah ahli zoologi yang berasal dari negara Inggris.  Charles Darwin disebut sebagai bapak evolusi karena memiliki data yang lebih lengkap untuk menguatkan teori evolusi. Dalam bukunya On the Origin of Species by Means of Natural Selection or the Preservation of Favoured Races in The Struggle for Life. Dalam bukunya ini ditekankan bahwa untuk dapat bertahan hidup agar tidak punah perlu adanya perjuangan untuk hidup. Buku ini diterbitkan pada tahun 1859.
Menurut Darwin, asal-usul kehidupan dan spesies berdasar pada konsep “adaptasi pada lingkungan”. Gagasannya menyatakan bahwa individu-individu yang beradaptasi pada habitatnya, akan menurunkan sifat-sifat mereka pada keturunannya. Sifat-sifat yang menguntungkan ini lama-kelamaan terakumulasi dan mengubah suatu individu menjadi spesies yang sama sekali berbeda dengan nenek moyangnya.Asal mula spesies telah dipermasalahkan dengan pengertian bahwa apa yang dinamakan spesies (baru) terjadi melalui seleksi alam, dan lingkungan hidup telah diperhitungkan. Suatu kelebihan dibandingkan dengan para pendahulunya, Charles Darwin telah menyadari bahwa makhluk hidup tidak dapat lepas dari lingkungannya. Bukunya yang lain ia merumuskan pandangan bahwa semua jenis binatang berasal dari satu sel purba. Sel-sel purba ini menurut Darwin diciptakan oleh Tuhan. Tahun 1871, terbit buku kedua Darwin, “The Descent of Man (Asal Usul Manusia)”. Dalam buku ini, ia mengatakan: binatang yang paling maju, yaitu kera, dengan proses struggle of life, sedikit demi sedikit berubah, dan dalam jenisnya yang paling sempurna.
Teori evolusi Darwin merupakan teori yang didasar atas fakta-fakta hasil observasi baik dari lingkungan sekitarnya maupun dari peristiwa alam yang sesunggguhnya. Sebelumnya pada tahun 1858 Yoseph Hoken menerbitkan bukunya yang berjudul On the Tendency of Species to Form Variation, and on the Perpetuation of Varieties and Species by Natural Mean of Sleection. Buku ini diterbitkan sebagai upaya menggabungkan pendapat Charles Darwin dan Alfred Wallace.
Darwin dianggap sebagai pencetus teori evolusi, maka ia dinobatkan sebagai bapak evolusi. Darwin tidak mengenyam pendidikan formal dibidang biologi, tetapi mempunyai minat yang tinggi untuk mengetahui hal lain dari makhluk hidup. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Cambridge, dan melakukan perjalanan mengelilingi dunia dengan para ahli ilmu alam melalui ekspedisi H.M.S. Beagle (1832 – 1837) dan juga pada ekspedisi Beagle yang berikutnya(1837 – 1838) ke kepulauan Galapagos, Darwin mengalami masa-masa yang paling krusial dalam kehidupannya berkenaan dengan kenyataan yang terlihat di alam. Dalam ekspedisi ini yang dikerjakan oleh Darwin adalah mengoleksi burung-burung (burung Finch) yang terdapat atau hidup di kepulauan Galapagos. Kenyataan yang dilihat Darwin, bahwa terdapat variasi paruh burung Finch dari satu pulau dengan pulau yang lain di kepulauan Galapagos.
Awalnya, Darwin menduga bahwa semua burung Finch yang terdapat di kepulauan Galapagos adalah satu spesies, tetapi kenyataannya setiap pulau memiliki spesies berbeda. Ia menduga bahwa burung-burung finch mengalami perubahan dari suatu nenek moyang yang sama. Dari kenyataan ini Darwin menerima ide yang menyatakan bahwa spesies dapat berubah.Perbedaan paruh pada burung Finch di kepulauan Galaphagos dapat dilihat pada Gambar 1.4 berikut.
Tahap berikutnya, ia mengemukakan teori yang dapat menjelaskan mengapa spesies berubah. Ia mencatat dalam buku catatannya bahwa ada waktu dimana organisme berjuang untuk tetap hidup (survive). Teorinya tidak hanya menjelaskan mengapa spesies berubah, tetapi juga mengapa mereka (burung finch) terbentuk berjuang untuk hidup. Perjuangan untuk hidup (struggle for existence), menghasilkan adaptasi ciri-ciri atau karakter terbaik yang dapat memunginkan organisme tersebut tetap survive kemudian menurunkan ciri-ciri tersebut ke-offspring dan secara otomatis meningkatkan frekuensi dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sementara kenyataan lain menunjukkan bahwa lingkungan tidak pernah tetap, tetapi selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Gagasan evolusi yang dicetuskan oleh Charles Darwin diilhami oleh beberapa pendahulunya, antara lain (1) Erasmus, kakek Charles Darwin, (2) Thomas Robert Malthus, ahli ekonomi, (3) Charles Lyell, yang ahli geologi, (4) Jean Baptista Lamarck.
Erasmus Darwin dalam bukunya “Zoonomia”, menyatakan bahwa kehidupan itu berasal dari asal mula yang sama, dan bahwa respons fungsional akan diwariskan pada keturunannya. Thomas Robert Malthus dalam bukunya Essay on the Principle Population bahwa tidak ada keseimbangan antara pertambahan penduduk dan jumlah bahan makanan, artinya adanya perjuangan untuk hidup dimana kenaikan produksi bahan makanan menurut deret hitung sedangkan kenaikan jumlah penduduk menurut deret ukur.
Thomas Robert Maltus menarik bagi Charles Darwin yang selanjutnya memunculkan kata, “perjuangan untuk hidup”.Dari Charles Lyell, Darwin mendapat ilham tentang adanya variasi karena pengaruh alam. Dalam bukunya “Priciple of Geology”  C. Lyell mengemukakan bahwa perubahan terus menerus pada bumi, masih terus berlangsung hingga kini.
Walaupun gagasan Lamarck tidak disetujui Darwin sepenuhnya, ia tidak menolak gagasan Lamarck tentang diwariskannya sifat yang didapat (acquired character). Terjemahan Darwin tentang sifat yang didapat, yang lebih berbeda dengan Lamarck adalah mengenai sejarah panjang leher jerapah.
Teori evolusi yang diajukan Darwin pada prinsipnya menyatakan bahwa perkembangan makhluk hidup dipengaruhi oleh seleksi alam serta terjadinya variasi antarpopulasi. Darwin juga menggunakan contoh jerapah untuk menerangkan teorinya, yang sekaligus membuktikan kelemahan teori Lamarck. Menurut Darwin, pada dasarnya telah ada variasi panjang leher pada populasi jerapah. Jerapah berleher pendek kalah akibat kompetisi dengan jerapah berleher panjang, sehingga tidak dapat melangsungkan kehidupannya. Pada akhirnya hanya tinggal populasi jerapah berleher panjang yang bertahan di lingkungannya (hukum survival of fittest).
..........  Banyak tokoh yang berpendapat tentang hal evolusi ini, tetapi belum ada satu teori yang dapat menjawab semua fakta dan kejadian tentang sejarah perkembangan makhluk hidup. Beberapa teori dari para ahli yang menjadi dasar dari teori evolusi selain Darwin, di antaranya sebagai berikut.
C.   Pokok pikiran Darwin tentang Evolusi Manusia
                                    Selama ini toeri evolusi yang sering identik dengan teori evolusi Darwin adalah evolusi manusia yang berkembang dari kera. Didalam bukunya Darwin menggambarkan bagaimana perkembangan manusia modern ini berasal dari manusia sebelumnya. Manusia sebelumnya yang digambarkan oleh Darwin memiliki ciri-ciri yang hampir mirip dengan kera. Dengan begitu banyak ilmuwan yang membantah gambaran evolusi manusia oleh Darwin. Padahal Darwin tidak pernah mengatakan bahwa manusia berasal dari kera. Manusia dan kera mempunyai jalur evolusi yang berbeda.
          Dasar proses evolusi menurut Darwin adalah adanya seleksi alam mengakibatkan perubahan yang bersifat menurun. Tetapi seleksi alam bukan berarti spesies yang dapat beradaptasi dengan perubahan-perubahan alam cenderung untuk berubah dan bertambah. Selanjutnya dengan perkembangan ilmu dan tehnologi dapat menjelaskan mengapa Darwin membuat gambaran tentang evolusi manusia.

D.  Teori evolusi setelah Darwin
     Masa ini sering dikatakan sebagai neo-Darwinisme.  Para ahli menemukan bahwa ilmu genetika sangat perlu untuk menjelaskan proses evolusi. Selain itu semua sifat yang dimiliki oleh suatu organisme dapat digunakan untuk menunjang teori evolusi. Pelopor penelitian dalam bidang genetika, yakni J. G. Mendel mengemukakan teori genetika yang menyangkut adanya sejumlah sifat yang dikode oleh satu macam gen. Teori genetika dapat menjelaskan darimana keanekaragaman pada makhluk hidup.
     Dengan berbagai perkembangan dalam ilmu biologi, khususnya genetika maka kemudian teori evolusi Darwin diperkaya. Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (neo-Darwinian) terjadi kareana adanya :
a.      Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.
b.      Perubahan da genotipe yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.
c.      Produksi varian baru melalui pada materi genetik yang diturunkan (DNA//RNA).
d.     Kompetisi antara individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.
e.      Generasi berikutnya mewarisi”kombinasi gen yang sukses” dari individu fertil (dan beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi.

Setelaha neo-Darwinisme diikuti masa evolusi modern. Teori evolusi modern berpandangan bahwa sifat-sifat benda hidup berubah dengan bertambahnya waktu dan perubahan ini diarahkan oleh seleksi alam. Perubahan pada individu sepanjang hidupnya menyangkut suatu populasi dalam beberapa generasi. Suatu individu tidak dapat dikatakan mengalami evolusi, tetapi populasilah yang mengalami hal tersebut.
Perubahan yang diperoleh individu adalah perubahan dalam ekspresi dari potensi pertumbuhan yang dikandung gen yang dibawa. Di dalam populasi baik komposisi maupun ekspresi dari potensi pertumbuhan dapat mengalami pertumbuhan. Perubahan komposisi genetis inilah yang disebut evolusi. Di alam terdapat dua faktor yang bekerja secara harmonis yaitu factor penyebab keanekaragaman dan faktor yang bekerja untuk mempertahankan keutuhan suatu jenis.
Pada masa ini, para ahli tidak hanya bekerja dengan data morfologi, anatomi, dan penurunan genetika dalam mempelajari evolusi, tetapi, para ahli pada masa ini menggunakan pendekatan molekuler, dan fisiologis. Dengan demikian dapat ditentukan bahwa suatu organisme berkerabat dekat atau jauh terhadap organisme lainnya dari perbedaan dalam semua aspek yang mungkin dipelajari.
E.   Teori Evolusi dari sudut pandang Agama Islam
            Sejak munculnya teori Evolusi pada tahun 1859 oleh Darwin, teori ini telah mendapat banyak dukungan maupun kritikan bahkan cacian dari berbagai kalangan. Selain mendapatkan dukungan dan pengembangan oleh beberapa orang, teori darwin ini juga mendapatkan tentangan dari golongan agama dan penganut paham teori penciptaan (Universal Creation)
            Harun Yahya dalam e-book nya yang berjudul “keruntuhan teori evolusi” menyebutkan bahwa teori evolusi darwin ini tidak hanya sekadar konsep biologi. Akan tetapi teori evolusi ini telah menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia. Filsafat yang disebut harun yahya dalam bukunya tersebut adalah filsafat materialisme. Filsafat materialisme menurutnya mengandung sejumlah pemikiran penuh kepalsuan tentang mengapa dan bagaimana manusia muncul dimuka bumi.
   Salah satu dari kritik Harun Yahya seperti yang telah dijelaskan diatas, merupakan suatu hal yang mengisyaratkan bahwa Teori Evolusi Darwin masih menimbulkan banyak tanda tanya pada banyak pihak. Dalam  islam misalnya, Agama Islam dengan tegas menolak teori yang diajukan oleh Darwin tersebut dalam Al-Qur’an Surat AL-Baqarah: 30
                                                                                                                                                øŒÎ)ur tA$s% š/u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkŽÏù `tB ßÅ¡øÿム$pkŽÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB Ÿw tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ  
  “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi”. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (Al-Baqarah 30)
            Pada bagian surat “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi.  Ayat ini adalah penjelasan dari penciptaannya Nabi Adam. Kata khalifah pada ayat diatas mempunyai banyak arti seperti pemimpin/pengganti /penerus. Dalam Beberapa tafsir disebutkan bahwa kata khalifah pada ayat tersebut diartikan sebagai pengganti. Dengan kata lain, adam merupakan pengganti dari makhluk sebelumnya yang mempunyai sifat saling membunuh. Seperti yang dijelaskan pada bagian ayat yang selanjutnya.
     Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.
                                                                                                                                    Ï%©!$# ¼çms9 à7ù=ãB ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur óOs9ur õÏ­Gtƒ #Ys9ur öNs9ur `ä3tƒ ¼ã&©! Ô7ƒÎŽŸ° Îû Å7ù=ßJø9$# t,n=yzur ¨@à2 &äóÓx« ¼çnu£s)sù #\ƒÏø)s? ÇËÈ 
.........  "...dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya" (QS. Al Furqaan (25) : 2)
            Segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup.
            Dari perpaduan antara Al Qur’an dengan hasil penelitian ini maka teori evolusi Darwin tidak dapat diterima. Dari penelitian membuktikan bahwa kurun akhir (cenozoikum) adalah masa dimana mulai muncul manusia yang berbudaya dan Allah menciptakan lima kurun sebelumnya lengkap dengan segala isinya adalah untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh manusia. Hal ini dijelaskan oleh Allah di dalam salah satu firman-Nya :
                                                                                                                                                uqèd Ï%©!$# šYn=y{ Nä3s9 $¨B Îû ÇÚöF{$# $YèŠÏJy_ §NèO #uqtGó$# n<Î) Ïä!$yJ¡¡9$# £`ßg1§q|¡sù yìö7y ;Nºuq»yJy 4 uqèdur Èe@ä3Î/ >äóÓx« ×LìÎ=tæ ÇËÒÈ  
..........  "Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui atas segala sesuatu" (QS Al Baqarah (2) : 29)
              Setelah melalui berbagai pertimbangan akhirnya para ahli mengambil kesimpulan bahwa Pithecanthropus dan Sinanthropus bukanlah asal (nenek moyang) dari Homo Sapiens (manusia), tetapi keduanya adalah makhluk yang berkembang dengan bentuk pendahuluan yang mirip dengan manusia kemudian musnah.
2.2. Petunjuk Dan Bukti Evolusi
Evolusi     dapat dilihat dari dua segi, yaitu sebagai proses historis dan cara bagaimana proses itu terjadi. Sebagai proses historis, evolusi telah dipastikan secara menyeluruh dan lengkap, sebagaimana yang telah dipastikan oleh ilmu tentang suatu kenyataan mengenai masa lalu yang tidak dapat disaksikan oleh mata. Untuk menunjukkan bukti-bukti bahwa proses evolusi itu ada, kita dapat melakukan pendekatan terhadap kenyataan yang ada. Kenyataan-kenyataan yang ada terus diinterprestasikan oleh para ahli dan dijadikan bahan bukti evolusi.
Para ahli menggunakan bukti-bukti sebagai petunjuk evolusi dengan tujuan akhir ingin mencari jawaban tentang fenomena alam, sebagaimana yang terdapat dalam buku “On The Origin Species” karya Charles Darwin. Sebenarnya rambu-rambu untuk mencari bukti telah ada dalam buku Darwin, sedangkan petunjuk adalah rambu-rambu untuk memperoleh bukti, dengan alasan bahwa pendekatan monodisipliner tidak dapat dijangkau atau dilihat dan fosil bukti tidak dapat dipakai bukti dan kurang kuat. Hal ini karena fosil merupakan benda mati yang sudah tidak utuh dan lengkap, sehingga interpretasi para ahli sangat dituntut ketajamannya. Apalagi perilaku organisme yang telah memfosil sulit sekali diinterpretasi.
Untuk menunjukkan bukti-bukti bahwa proses evolusi itu ada, kita dapat melakukan pendekatan terhadap kenyataan/fakta yang ada di sekitar kita. Walaupun dapat tidaknya kenyataan-kenyataan tersebut dijadikan bahan bukti adanya evolusi tergantung dari interpretasi para pakar yang bersangkutan.Beberapa petunjuk adanya evolusi, yaitu :
1.      Peninggalan Fosil di Berbagai Lapisan Bumi
Fosil merupakan makhluk hidup atau sebagian dari makhluk hidup yang tertimbun oleh tanah, pasir, lumpur dan akhirnya membatu.Kadang-kadang hanya berupa bekas-bekas organisme. Pada umumnya fosil yang telah ditemukan terdapat dalam keadaan tidak utuh, yaitu hanya merupakan suatu bagian atau beberapa  bagian dari tubuh makhluk hidup. Hancurnya tubuh makhluk hidup yang telah mati disebabkan pengaruh air, angin, bakteri pembusuk, hewan-hewan pemakan bangkai dan lain-lain.
Fosil-fosil dapat ditemukan di berbagai macam lapisan bumi, sehingga penentuan umurnya didasarkan atas umur lapisan yang mengandung fosil-fosil itu.Umumnya fosil yang terdapat di lapisan yang paling dalam, mempunyai umur yang lebih tua sedangkan umur fosil yang ditemukan pada lapisan yang lebih atas mempunyai umur yang lebih muda. Fosil-fosil yang ditemukan di berbagai lapisan bumi yaitu mulai sederetan fosil-fosil yang telah ditemukan dalam lapisan batuan bumi dari yang tua sampai yang muda, dapat disimpulkan bahwa keadaan lingkungan di masa lampau berbeda dengan sekarang. Perubahan lingkungan tersebut terjadi secara bertahap dan  diikuti dengan penyesuaian diri organisme yang ada di dalamnya,  sehingga  perubahan  keadaan di  bumi ini  mengakibatkan  terjadinya perubahan jenis-jenis  makhluk  hidup  yang  terjadi  secara  berangsur-angsur. Kesimpulannya bahwa fosil merupakan petunjuk adanya evolusi.
Fosilisasi juga terjadi ketika cangkang atau tulang yang lengkap tertanam di dalam lapisan sendimen di bawah permukaan air. Fosil tersebut kemudian meninggalkan bekas bentukan atau cetakan dari organisme tersebut. Bentukan atau cetakan tersebut merupakan fosil permukaan tubuh tiruan yang baik. Bentuk fosil yang lain misalnya jejak kaki atau bekas kulit yang terbentuk pada lumpur basah kemudian akhirnya mengeras menjadi batuan karang lunak.
Tokoh yang telah mempelajari fosil yang berhubungan dengan evolusi antara lain:Leonardo da Vinci (Itali, 1452-1519) adalah orang pertama yang berpendapat bahwa fosil merupakan suatu bukti adanya makhluk hidup di masa lampau.George Cuvier (Perancis, 1769-1832). Seorang ahli anatomi perbandingan, yang mengadakan studi perbandingan antara fosil-fosil dari berbagai lapisan bumi dengan makhluk hidup yang ada sekarang. Selanjutnya  menyimpulkan  bahwa  pada masa tertentu telah  diciptakan makhluk hidup yang berbeda dari masa ke masa (atau  pada masa yang  berbeda  diciptakan makhluk   yang  berbeda pula).  Setiap  masa  diakhiri  dengan   kehancuran  alam, paham ini dikenal dengan kataklisma. Tokoh berikutnya adalah Darwin mengatakan  bahwa  makhluk-makhluk  hidup yang  terdapat pada lapisan  bumi  tua mengadakan  perubahan  bentuk  menyesuaikan  dengan lapisan bumi yang lebih muda. Oleh sebab itu, fosil pada lapisan lapisan bumi yang  lebih muda berbeda dengan fosil di lapisan bumi yang tua.
Evolusi pada kuda merupakan suatu contoh klasik evolusi morfologi, yang sejarahnya ditelusuri dari catatan fosilnya sejak zaman Eosin (Eocene) di Amerika Utara dan sedikit dari Eropa dan Asia.Fosil kuda termasuk cukup lengkap, karena kuda hidup berkelompok dalam jumlah yang cukup besar, sehingga meninggalkan sejumlah besar fosil dari zaman ke zaman.


2.      Anatomi Perbandingan
Para ahli anatomi perbandingan mencoba menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan antara struktur dasar (fundamental structure) organisme hidup.Mereka mempelajari bentuk-bentuk struktur dasar setiap kelompok organisme. Sebagai contoh, semua hewan vertebrata memiliki struktur dasar yang sama, yakni: suatu kerangka utama penyanggah tengkorak dan tulang belakang; tulang rusuk yang melindungi jantung dan paru-paru, tertancap pada tulang belakang; sepasang organ tambahan; dan sistem peredaran darah, pernafasan atau respirasi, pencernaan, pengeluaran yang sama.
Para ahli anatomi membandingkan ciri-ciri anatomi hewan masa kini, tetapi studi perbandingan anatomi kerangka lebih penting bagi para paleontologi karena bukti-bukti fosil anatomi yang tersusun hampir semua adalah metrial rangka.
Kesamaan dasar dalam struktur yang diturunkan dari nenek moyang yang umum disebut struktur homolog. Lebih jelasnya, homologi adalah struktur dasar sama yang diturunkan secara genetik dari nenek moyang yang umum tetapi kemudian memiliki fungsi yang berbeda. Suatu contoh homologi yang baik adalah tulang lengan depan vertebrata. Semua vertebrata seperti burung, ikan paus, dan manusia mempunyai struktur dasar tulang lengan depan yang sama kemudian melewati proses perubahan dari nenek moyang yang umum, kemudian menampilkan fungsi yang berbeda.
            Kesamaan  anggota  gerak  tidak hanya meliputi tulang, tetapi  juga otot, saraf, persendian dan pembuluh  darah.  Semua  kesamaan    menunjukkan bahwa organ   tersebut  berasal   dari  struktur   yang    sama, dan     selanjutnya berubah struktur sehingga  fungsinya  berbeda. 

3.      Organ Tubuh yang Tersisa
            Organ tubuh yang tersisa merupakan petunjuk adanya evolusi. Organ yang berguna pada suatu makhluk hidup, pada makhluk hidup lain mungkin kurang berfungsi. Contoh tulang ekor pada manusia kurang berfungsi sehingga mengalami  rudimenter.  Organ yang mengalami rudimenter akan membuang waktu saja untuk terus-menerus menyediakan darah, zat makanan, dan  ruangan bagi organ yang tidak lagi memiliki fungsi  penting.  seleksi alam cenderung menguntungkan individu yang memiliki organ dalam bentuk tereduksi, dan dengan demikian cenderung akan menghilangkan struktur yang tidak berfungsi lagi. Namun pada kelompok mamalia lain, ekor  sangat berkembang dan berfungsi sebagai ekor, begitu juga pada kelompok Vertebrata lainnya.
4.      Bukti Biogeografi
          Biogeografi adalah mempelajari distribusi geografi dari tanaman dan hewan. Dengan mempelajari biogeografi kita dapat menjelaskan mengapa spesies-spesies berdistribusi, dan apa bentuk distribusi yang diperlihatkan mengenai habitat dan daerah asal mula mereka. Dari perjalanan Darwin mengelilingi dunia dengan H.M.S. Beagle, ia menemukan bahwa spesies tanaman dan hewan  umumnya tidak berdistribusi jauh dari habitat yang potensial. Studi-studi mengenai biogeografi sejak Darwin dibuktikan berulang-ulang oleh para ilmuan.
5.      Peristiwa Domestikasi
Domestikasi adalah usaha manusia untuk menjadikan hewan/tanaman liar menjadi tanaman/hewan yang dapat dikuasai dan bermanfaat bagi manusia.Pada dasarnya tindakan ini adalah memindahkan makhluk hidup dari lingkungan aslinya ke lingkungan yang diciptakan oleh manusia. Tindakan ini dapat mengakibatkan timbulnya jenis-jenis hewan dan tumbuhan yang menyimpang dari aslinya, yang mengarah terbentuknya spesies baru.
Peristiwa persilangan dari dua varietas tanaman/hewan sejenis juga dapat menyebabkan terbentuknya variasi baru yang berbeda dari induknya yang dapat menyebabkan terjadinya spesies baru. Hasil perjalanan Darwin menunjukkan bahwa spesiasi dapat terjadi karena upaya domestifikasi oleh manusia, misalnya upaya pemuliaan tanaman maupun hewan.

6.      Variasi Antar Individu Dalam Satu Keturunan.
 Fenotip suatu organisme ditentukan oleh faktor genetika dan lingkungan. Fenotip yang muncul merupakan variasi dari organisme tersebut. Jadi variasi individu terbentuk karena adanya variasi genetika dan perbedaan kondisi lingkungan. Contoh kita dapat memperhatikan keturunan dalam satu keluarga, setiap orang memiliki keunikan tersendiri meskipun mempunyai orang tua/ leluhur yang sama. Antara kakak dan adik, bahkan anak kembar sekalipun tidak ada yang sama persis, padahal ayah dan ibunya sama.

7.      Embriologi Perbandingan
Semua anggota Vertebrata dalam perkembangan embrionya menunjukkan adanya persamaan. Persamaan perkembangan embrio dimulai dari tahap berikut ini : peleburan sperma dengan ovum à zigot à pembelahan (cleavage) à morulla à blastula à gastrula à tahap awal perkembangan embrio. Mengenai perkembangan embrio Karl von Baer, menyatakan bahwa: (a) sifat-sifat umum muncul paling awal kemudian diikuti sifat-sifat khusus; (b) perkembangan dimulai dari yang umum sekali, kemudian kurang umum, dan akhirnya ke sifat-sifat yang khusus; (c) hewan yang satu memisah secara progresif dari hewan yang lain; (d) dalam perkem-bangannya hewan-hewan multiseluler bentuk embrionya sama, tetapi kemudian pada saat dewasa bentuknya menjadi berbeda-beda.

8.      Perbandingan Fisiologi
            Makhluk hidup mulai dari yang derajat terendah hingga ke derajat yang paling tinggi tubuhnya tersusun atas sel. Walaupun jumlah sel dan morfologi setelah dewasa berbeda-beda, namun kegiatan fisiologis di dalam setiap selnya memiliki kemiripan, seperti :1) dalam metabolism; 2) dalam respirasi; 3) dalam sintesa protein; 4) sintesa ATP dan penggunaannya dalam aktivitas hidup.

9.      Perbandingan Genetika
Teori ini dipelopori oleh George Mendel. Ia mengemukakan teori genetika yang menyangkut adanya sejumlah sifat yang dikode oleh satu macam gen. Dengan demikian banyaknya variasi alel menentukan kemampuan terhadap ketahanan untuk dapat terus hidup. Hanya saja pada zaman George Mendel, teori genetika belum dipahami dan belum diperkirakan dapat dimanfaatkan untuk menerangkan teori yang lain. Teori genetika mengalami stagnasi hampir selama 35 tahun sejak dikemukakan, dan baru disadari kegunaannya di awal abad ke-20.
Temuan Mendel mempunyai implikasi penting. Karyanya membantah adanya teori percampuran dalam keturunan (The Blending Theory of Inheritance) yaitu, pemikiran bahwa ciri-ciri orang tua diwariskan kepada anak dan kemudian bercampur, lalu diwariskan ke generasi berikut dalam bentuk campuran. Di kalangan manusia, ungkapan yang menyatakan seseorang berdarah campuran, sebenarnya berawal pada teori ini.
Eksperimen Mendel membuktikan justru kebalikannyalah yang benar; yakni faktor genetik ciri atau sifat yang diwarisi dari orang tua hanya bergabung untuk sementara waktu dalam diri anak, dan dalam generasi berikutnya faktor genetik tersebut akan pecah atau memisah lagi menjadi satuan-satuan yang ada pada induk aslinya.

10.  Petunjuk Secara Biokimia
     Kekerabatan antara berbagai jenis makhluk hidup dapat diuji secara biokimia.Salah satu percobaan biokimia yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kekerabatan berbagai organisme adalah uji presipitin oleh Natael.Dasar percobaan ini adalah adanya presipitin atau endapan pada suatu reaksi antigen-antibodi. Banyak sedikitnya endapan yang terbentuk dapat digunakan untuk menentukan jauh dekatnya kekerabatan antara suatu organisme yang satu dengan organisme yang lainnya.

11.  Bukti Molekuler
            Di samping kesamaan yang ditemukan pada struktur-struktur anatomi, para ahli biokimia juga menemukan banyak kesamaan pada tingkatan molekuler. Kenyataannya semua organsime hidup memiliki materi genetik (DNA) yang hampir sama, mengunakan kode-kode genetik yang sama, dan memiliki molekul berenergi tinggi (ATP). Sebagai materi genetik, DNA berfungsi mulai dari perkembangan awal setiap organisme. Sejak diketahui bahwa transfer sifat-sifat keturunan dan kontrol genetik melalui DNA, memberi kemajuan yang efektif dan efisien, dan terjadi perubahan dimana seleksi alam tidak banyak lagi disukai, tetapi beralih ke mekanisme hereditas.
      
2.3.  Variabilitas
Variabilitas adalah pengukuran kuantitatif mengenai derajat seberapa tersebar atau seberapa terkumpulnya skor-skor yang ada di dalam suatu distribusi.Variabilitas juga memperlihatkan seberapa bervariasinya suatu data.
Variabilitas memiliki 2 fungsi yaitu :
1.      Berfungsi untuk menggambar atau mendeskripsikan suatu distribusi. Dari gambar atau grafik, dapat dilihat seberapa menyebarnya suatu distribusi dan bisa juga dilihat berapa jarak antara suatu skor dengan rata-ratanya.
2.      Menggambarkan seberapa mewakili suatu individu pada sampelnya.

Variabilitas genetik tidak sama dengan keanekaragaman genetik. Istilah yang terakhir mengacu pada ukuran banyaknya variasi yang teramati dalam suatu populasi. Variabilitas genetik dapat teramati apabila terjadi perubahan lingkungan yang memaksa suatu populasi beradaptasi. Apabila populasi tersebut mampu tetap bertahan tanpa mengalami penyusutan populasi, dapat diketahui bahwa individu-individu anggotanya memiliki variabilitas genetik yang tinggi.
Variabilitas genetik adalah ukuran bagi kecenderungan berbagai individu dalam suatu populasi untuk memiliki genotipe yang berbeda-beda. Variabilitas dalam suatu sifat(karakter) tertentu menggambarkan bagaimana sifat itu mampu berubah-ubah untuk menanggapi pengaruh lingkungan dan genetic.
Teori evolusi modern berpendapat bahwa sifatsifat benda hidup itu berubah dan perubahan itu diarahkan oleh seleksi alam .Contoh populasi manusia menunjukkan variasi dalam raut muka, pigmentasi kulit, warna rambut dan bentuk rambut, bentuk tubuh, tinggi dan berat badan, golongan darah dan lain sebagainya
Faktor-faktor timbulnya keanekaragaman yang terkait dengan evolusi:
a.       Variasi
b.      Genetis
c.       Mutasi
d.      Migrasi
e.       Gen
Variasi genetis adalah Suatu populasi terdiri dari sejumlah individu, namun dalam populasi itu tidak ada dua individu yang serupa. Pada populasi manusia dapat kita lihat perbedaan-perbedaan itu dari ciri-ciri anatomi, fisiologi dan perilaku Perbedaan ini akan tampak dengan nyata atau tidak nyata macam-macam variasi
1.        Variasi Fenotipik
a.       Dapat menyebabkan adanya populasi (reproduksi diferensial) antar individu.
b.      Sifat-sifat ini berasal dari interaksi genotip dengan lingkungan
2.      Variasi Genotipik
a.    Sifat terwariskan dikontrol oleh gen dan keseluruhan gen dalam suatu genom organism
b.    Variasi sebagai hasil meiosis dan rekomendasi pada vertilisasi organism merupakan factor yang penting. Pindah silang, translokasi, aberasi kromosom merupakan rekombinasi berikutnya timbulnya variasi disebabkan oleh struktur yang paling kecil, yaitu DNA  ( adenin <A> sitosi <C>  guanine <G> dan timidin <T>. Mutasi, dapat terjadi di dalam sel somatic dan germline (sel benih)
c.    Mutasi pada sel somatik tidak diwariskan, makahubungannya dalam evolusi untuk sementara tidak diperhitungkan sedangkan pada sel germinal diwariskan

Berikut ini dikemukakan beberapa akibat kejadian mutasi yakni:
1.      Mutasi mengubah struktur DNA, tetapi tidak mengubah produk yang dihasilkan. Seperti yang sudah dikatahui, DNA merupakan sumber informasi genetik. DNA akan ditranslasikan menjadi asam amino, selanjutnya asam amino membentuk protein. Ada asam amino yang dikode oleh satu kode genetik (kodon), tetapi ada juga yang dikode oleh lebih dari satu (misalnya enam) kode genetik. Apabila mutasi terjadi pada satu tempat pada DNA, tetapi tidak mengubah produk asam amino yang dihasilkan atau dalam hal ini asam amino yang dihasilkan tetap sama, maka mutasi tersebut tidak berakibat apa-apa.
2.        Mutasi mengubah struktur DNA, dan mengubah komposisi produk, tetapi tidak mengubah fungsi produk yang dihasilkan. Dalam hal ini terjadi perubahan produk, sehingga misalnya asam amino yang dihasilkan adalah Lisin. Padahal kode genetik sebelum mutasi terjadi adalah asam amino Treonin. Akibatnya terjadi perubahan dalam rantai protein yang dihasilkan. Walaupun demikian, protein itu tidak mengalami perubahan fungsi.
3.      Mutasi mengubah fungsi produk yang dihasilkan, tetapi tidak berakibat apa-apa. Mutasi dapat berakibat lebih besar, sehingga fungsi suatu protein berubah. Misalnya kita mengenal golongan darah ada beberapa macam. Golongan darah yang lebih langka diduga sebagai hasil mutasi dari golongan darah yang paling umum. Semuanya berfungsi normal, namun kalau dilakukan transfusi darah dengan golongan darah yang lain, baru akibatnya dapat dilihat.
4.      Mutasi mengakibatkan terjadi perubahan fungsi yang besar, namun kejadiannya pada sel somatik, jadi tidak diturunkan. Mutasi sel somatik jarang kita lihat. Sebagai contoh, tahi lalat dapat dianggap sebagai suatu mutasi somatik yang diturunkan.
5.      Mutasi bersifat fatal, sehingga organisme tersebut mati, jadi tidak terlihat. Mutasi yang bersifat fatal ini dikenal dengan gen lethal. Banyak gen lethal yang diketahui misalnya hemofilia.
6.      Mutasi yang menguntungkan. Contoh mutasi menguntungkan sangat banyak. Mutasi yang menguntungkan dapat dilihat dari banyak segi. Bagi manusia mutasi mungkin menguntungkan tetapi bagi organisme lain mungkin merugikan. Misalnya, mutan ayam broiler, sapi pedaging, menguntungkan bagi manusia tetapi bagi hewan tersebut tidak demikian, karena hewan-hewan tesebut menjadi lemah, dan lamban sehingga lebih mudah dimangsa predatornya.

Dari ke-enam kemungkinan di atas kasus ke-lima yang berakibat fatal, sebenarnya paling umum terjadi. Sedangkan kasus terakhir merupakan mutasi yang sering terlihat, sehingga kita menganggap mutasi yang terjadi sedikit sekali.
Sistem biologis dan atau sistem genetik adalah suatu sistem yang dianggap sempurna. Sistem ini tidak akan menjadi suatu sistem yang baik, jika sistem tersebut tidak bersifat baka (tetap). Kalau suatu sistem mudah berubah, itu bukan lagi suatu sistem. Namun demikian evolusi tidak terjadi jika sistem biologis tersebut terlalu kaku sifatnya. Organisme yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan akan mudah musnah (punah) oleh suatu perubahan lingkungan/alam, baik yang terjadi tiba-tiba maupun yang berlangsung lambat. Jadi pada setiap sistem selalu ada kisaran toleransi yang terlihat dalam bentuk yang bervariasi. Dalam sistem biologis terdapat dua macam faktor yang bekerja secara harmonis yaitu faktor-faktor yang bersifat konservasi (mengawetkan atau mempertahankan keberadaan suatu organisme), dan faktor-faktor tersebut juga mempunyai aspek-aspek yang memungkinkan terjadinya perubahan. Faktor-faktor tersebut adalah materi genetik.


2.4.  Dinamika gen dalam populasi
       Apabila  perbandingan fenotif dalam suatu populasi tidak berubah dari generasi ke generasi, dapat dinyatakan bahwa frekuensi gena populasi tersebut dalam keadaan seimbang. Dengan kata lain proses evolusi dapat diartikan sebagai suatu perubahan komulatif frekuensi allel sejalan dengan waktu. Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi gena dari generasi ke generasi cenderung konstan selama tidak ada mutasi gen, rekombinasi gen, hilangnya gen (=genetif drift) maupun alur gen (=gen flow). Darwin menambahkan untuk terjadinya perubahan frekuensi gen terdapat peranan lingkungan. Melalui proses seleksi alam arah evolusi ditentukan.

2.5.       Rata – rata dan pola subsitusi nukleotida

Rata – rata dan pola subsitusi nukleotida adalah jumlah subsitusi tapak per tahun. Faktor yang mempengaruhi rata – rata dan pola subsitusi nukleotida adalah yaitu :
1.    Input mutasi keterbatasan dan fungsional dan rata – rata mutasi variasi yang terdapat pada subsitusi sinonim antar gen menunjukkan adanya variasi mutasi.
2.    Variasi antara gen maksudnya rata – rata mutasi yang berbeda antara genom dan variasi sinonim dipengaruhi oleh gen dalam kromosom.
3.    Variasi antar tapak dalam gen adalah gen yang mengkode protein fungsional memiliki rata – rata subsitusi yang lebih rendah dari gen non pengkode.
4.    Functional constraint adalah rentang nukleotida alternatif yang dapat diterima oleh suatu tapak tanpa memberikan efek negative terhadap suatu struktur dan fungsi gen atau produk gen.
Pola substansi
a.       Pola Mutasi Spontan
Pola ini dapat menyediakan ukuran untuk mengambil kesimpulan seberapa jauh frekuensi penyimpanan antar nukleotida-nukleotida dalam sekuens DNA dari nilai harapan menurut asumsi tanpa adanya seleksi atau seleksi netal.
b.      Strand Inequalities (G↔A)
pola dan rata-rata mutasi mungkin berbeda antara dua untai
c.         Pola Penggantian Asam Amino

Penyebab variasi laju substansi
a.         Factor reflikasi terikat
Waktu generasi Waktu generasi yang pendek jumlah siklus replikasi per tahun lebih banyak kemungkinan mutasi lebih besar, Efisiensi pasangan DNA Semakin rendah, efisiensi Semakin besar kemungkinan mutasi.
b.        Factor reflikasi bebas
Laju metabolisme basal Efek mutagenik oksigen radikal yg melimpah yg diproduksi krna respirasi aerobik, produksi yg dihasilkan sesuai dgn laju metabolisme, pertambahan laju pergantian DNA (yakni sintesis DNA, perbaikan DNA dan degradasi DNA) pd organisme pd laju metabolisme tinggi Ukuran tubuh Semakin besar Metabolisme tinggi.








BAB III
SIMPULAN


Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Evolusi artinya perubahan-perubahan dalam bentuk dan tingkah laku organisme antara generasi ke generasi.
2.      Untuk menunjukkan bukti-bukti bahwa proses evolusi itu ada, kita dapat melakukan pendekatan terhadap kenyataan/fakta yang ada di sekitar kita. Walaupun dapat tidaknya kenyataan-kenyataan tersebut dijadikan bahan bukti adanya evolusi tergantung dari interpretasi para pakar yang bersangkutan.
3.      Dalam sistem biologis terdapat dua macam faktor yang bekerja secara harmonis yaitu faktor-faktor yang bersifat konservasi (mengawetkan atau mempertahankan keberadaan suatu organisme), dan faktor-faktor tersebut juga mempunyai aspek-aspek yang memungkinkan terjadinya perubahan. Faktor-faktor tersebut adalah materi genetik.
4.      Adanya variasi yang dapat diwariskan merupakan faktor utama teori evolusi Darwin, karena variasi memberikan bahan baku-bahan dasar yang akan diolah melalui seleksi alam. Variasi individu terjadi dalam populasi semua spesies organisme yang bereproduksi secara seksual.
5.      Variabilitas adalah pengukuran kuantitatif mengenai derajat seberapa tersebar atau seberapa terkumpulnya skor-skor yang ada di dalam suatu distribusi.Variabilitas juga memperlihatkan seberapa bervariasinya suatu data.






DAFTAR PUSTAKA


Campbell, N. A, 2002. Biologi Edisi Kelima. Penerbit Erlangga: Jakarta
Kimball. W. Jhon . 2005 . Biologi . Erlangga : Jakarta
Setiadi, Agus. 1990. Pengantar Evolusi. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung          
Anonim.2011.http://biologionline.blogspot.com/2011/04/bukti-evolusi.html.diakses 7 juni 2013. waktu 20:00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar